Minggu, 16 Februari 2025

Siswa Olimpiade kini telah kembali ke Almamaternya sebagai Seorang Guru Kimia dan menjadi Partner Mengajar

Sebuah kisah inspiratif di mana seorang siswa olimpiade kini telah kembali ke almamaternya sebagai seorang guru dan menjadi partner bagi gurunya walaupun hanya sebentar. Naely Syafiratul Ummah adalah siswa yang pernah saya bina dalam persiapan olimpiade Kimia tingkat Kabupaten dan Provinsi ketika masih duduk di bangku madrasah aliyah.

Naely dikenal sebagai siswa yang sangat berbakat dan berdedikasi tinggi dalam bidang Kimia. Ia berhasil meraih Juara 1 Olimpiade Sains Kimia (OSK) tingkat Kabupaten Bondowoso, juara 2 Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Kabupaten, dan beberapa Semifinalis Olimpiade Kimia yang diadakan oleh PTN terkemuka di Jawa Timur diantaranya UM, UNEJ, dan UIN Malang. 

Sejak duduk di bangku kelas X ketertarikan mempelajari bidang kimia sudah nampak ketika masih di semester ganjil akhir. Dia sudah mampu menguasai beberapa materi yang masih dipelajari di semester genap pada jenjang yang sama. Bahkan salah satu temannya mengatakan setiap hari dia membawa buku kimia dan terus mempelajari sampai benar-benar faham. Dia tidak segan bertanya kepada saya terkait materi kimia yang belum dipelajari di kelas. Semangat dan kegigihan dalam belajar tak khayal membuat dia sangat cepat menguasai materi kimia dan pada akhirnya menorehkan sejarah untuk pertama kalinya MAN Bondowoso menjuarai OSK tingkat Kabupaten berada di peringkat 1 mengalahkan sekolah-sekolah negeri lainnya.


Pengambilan Trofi Kejuaraan OSN tingkat Kabupaten Bondowoso

Bimbingan yang dilakukan tidak hanya 1 atau 2 kali dalam sepekan tetapi hampir setiap hari dia lakukan. Bimbingan pagi dari jam ke 0 yaitu jam 5.30 WIB sampai 06.30 WIB. Bimbingan sore sepulang sekolah dari jam 14.30 WIB sampai 17.00 WIB. Di sela-sela jam kosong juga dia manfaatkan untuk belajar dan mengasingkan diri di Laboratorium Kimia. Dukungan luar biasa juga hadir dari kedua orang tuanya yang dengan sabar  membimbing dan mengarahkan hingga menuju puncak kesuksesan. Hampir setiap hari bapaknya mengantar  putrinya untuk datang lebih awal  mengikuti bimbingan Olimpiade, begitu pula menjemput pulang lebih akhir dibanding siswa lain yang pulang terlebih dahulu. Bimbingan juga tidak hanya dilakukan di dalam madrasah tetapi juga di luar madrasah bekerja sama dengan bimbel Primagama. Selain itu ketika lolos ke tingkat Provinsi bimbingan dilakukan selama 5 hari di Kota Batu, Malang dengan menggandeng Erick Institute, salah satu lembaga independent yang bergerak khusus di bidang Olimpiade.


Foto kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Provinsi Jawa Timur

Setelah lulus dari MAN Bondowoso, Naely melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Malang dan mengambil jurusan Pendidikan Kimia yang kebetulan satu almamater dengan saya, walaupun dia siswa berprestasi dan menduduki peringkat paralel 1 ternyata belum rejeki untuk diterima masuk PTN melalui jalur prestasi SNMPTN. Pada akhirnya dia memilih mengikuti jalur tes tulis UTBK - SBMPTN. Dia diterima dengan skor yang cukup meyakinkan untuk lolos di UM, selain itu dia juga lolos seleksi beasiswa KIP Kuliah sehingga ketika kuliah bebas biaya UKT sampai lulus dan mendapat uang tambahan biaya hidup sekitar 800 ribu rupiah per bulan

Melihat postingan di sosial media pribadinya, dia aktif di berbagai kegiatan kampus seperti forum penulisan karya ilmiah, lomba olimpiade tingkat mahasiswa, dan lomba kreatifitas mahasiswa. Tidak main-main di tingkat PTN dia mampu meraih prestasi tingkat Nasional dalam kegiatan Lomba Inovasi Digital Pembelajaran Kimia di Bogor, selain itu juga aktif berkontribusi menjadi pembuat soal Olimpiade Kimia yang diadakan oleh pihak kampus.


Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi dengan tepat waktu selama 4 tahun, Naely  memutuskan untuk kembali ke MAN Bondowoso dan mengabdikan dirinya sebagai seorang pengajar kelas olimpiade. Sambil lalu dia mengikuti seleksi CPNS Guru tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, Alhamdulillah kabar baik ternyata dia lolos tes CPNS dan pada saat ini menunggu proses turunnya SK penempatan. Harapan saya sebagai guru yang telah membimbing selama di MAN Bondowoso, dia bisa mendapatkan penempatan lokasi yang terdekat dengan domisili yaitu di Bondowoso. 

Saya merasa bangga dan terharu melihat siswa binaan saya kini menjadi rekan kerja. "Dia adalah siswa yang sangat berbakat dan berdedikasi. Saya yakin dia akan menjadi guru yang hebat dan menginspirasi banyak siswa."S aya sebagai guru merasa komunikasi selama ini dengan murid-murid binaan saya di Olimpiade Kimia terus sambung dan berlanjut hingga setelah siswa saya lulus. Semoga kisah ini juga menjadi inspirasi bagi para siswa untuk terus berprestasi dan meraih impian mereka tanpa melihat status, predikat apapun, yang terpenting adalah kemauan, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kemampuan yang dimiliki terus diasah sehingga kelak mampu mengantarkan kesusksesan. Selain itu tak lupa restu orang tua, juga doa-doa terus dipanjatkan agar selalu diberikan kemudahan serta kelancaran dalam mengarungi kehidupan.

Salah satu pesan dari tokoh besar yang membangun MAN Bondowoso yaitu bapak kepala madrasah yang menerima saya sebagai guru honorer, K.H Imam Barmawi Burhan. Beliau pernah menyampaikan bahwa figur guru yang komplit tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi tugas seorang guru adalah mengajar, melatih, membimbing, dan mendoakan. Mengajar menjadikan siswa pintar tidaklah cukup, tapi perlu diimbangi dengan menanamkan sikap yang baik, menjadi contoh yang baik bagi siswa. Demikian juga jika ilmu yang kita miliki tidak kita amalkan tentunya hasil dari ilmu yang kita ajarkan tidak akan nampak. Oleh sebab itu kita sebagai guru harus benar-benar tekun dan yakin akan kemampuan murid yang kita bimbing. Namun yang paling terpenting menurut beliau adalah mendoakan anak didiknya. Hebatnya doa tidak bisa kita bantah lagi, disamping mendoakan keberhasilan dan keberkahan ilmu yang diberikan, tentunya berguna untuk terus sambung tali silaturrahmi antara guru dan murid


0 komentar:

Posting Komentar