Belajar merupakan kebutuhan, sukses adalah pilihan.
Sukses bagi sebagian orang mungkin dimaknai dengan tercapainya keinginan materi, tercapainya jabatan yang prestise atau bahkan uang yang melimpah. Tetapi menurut pengalaman kami tampaknya bukan itu makna sukses yang hakiki. Makna kesuksesan yang sesungguhnya adalah kemampuan diri untuk memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara, dan agama apalagi kepada orang tua tercinta. Beliau merupakan sosok yang menjadi motivator untuk tumpuan semangat mengarungi kerasnya kehidupan. Kepuasan dan kebanggaan terbesar dalam hidup yang kami sadari merupakan anugerah dari Allah, bentuk sukses terbesar adalah ketika tahun ini, tahun 2023 kami diangkat menjadis seorang ASN PPPK Guru Kementerian Agama Indonesia setelah kurang lebih 11 tahun mengabdikan diri sebagai guru honorer di MAN Bondowoso. Inilah kesuksesan pertama dan terbesar dalam perjalanan hidup kami, meskipun penghargaan ini tidaklah seberapa dibandingkan penghargaan dan prestasi kita yang lebih penting kelak dihadapan Allah SWT.
Rasa lelah dalam bekerja, perjuangan keras dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga, harapan dan asa yang selalu dipanjatkan terbayar rasanya saat kami mampu memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua tercinta dan keluarga kecil kami. Tidak mudah rasanya meninggalkan istri dan 2 orang anak selama mengabdikan diri Bondowoso karena kami harus menempuh perjalanan kurang lebih 48 km dari rumah yang berlokasi di Jember, berangkat di pagi buta dan kembali ke rumah keesokan harinya karena kami menginap di rumah kos kecil yang ada di sekitar madrasah tempat kami bekerja agar kondisi kesehatan lebih terjaga.
Dorongan terbesar kami untuk menjadi seorang pendidik adalah dari kedua orang tua kami yang juga berprofesi sebagai Guru. Terbayar lunas kerja keras dan perjuangan beliau ketika kami menjadi ASN Guru pada saat ini. Hal inilah warisan terbesar dan amat berharga bagi kami dari beliau, sebab bila harta yang diwariskan suatu saat akan lenyap, namun apabila ilmu yang diwariskan maka harta pada akhirnya yang akan mengejar. Kunci kebahagiaan dunia dan akhirat hanyalah dengan ilmu. Tampaknya hal inilah yang selalu beliau tanamkan kepada kami.
Semenjak mendedikasikan diri di MAN Bondowoso dari tahun 2012 hingga saat ini, kami aktif dan terlibat dalam beberapa kegiatan di madrasah diantaranya adalah sebagai wali kelas, pembina Olimpiade Kimia serta kepantiaan lomba KSM tingkat Kabupaten Bondowoso. Disamping itu dari tahun 2013 selalu ditunjuk dalam kepanitiaan ujian madrasah yang menjadi bagian dari bidang kerja waka kurikulum hingga saat ini. Serta dilibatkan dalam bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu menjadi tenaga teknis/ operator pendataan siswa yang mengikuti seleksi masuk PTN yang bertungas menginput nilai dan sesekali menjadi konsultan pemilihan prodi masuk PTN baik jalur prestasi atau jalur tulis.
Khusus bidang pembinaan Olimpiade, hampir setiap tahun siswa yang kami bimbing Olimpiade meraih prestasi akademik yaitu melalui kejuaraan OSN dan KSM tingkat Kabupaten Bondowoso. Puncaknya di tahun 2019 kami bisa mengantarkan salah satu siswa kami juara 1 OSN Tingkat Kabupaten dan juara 2 KSM tingkat Kabupaten Bondowoso. Bahkan di tahun 2023, dua anak didik kami menembus babak final pada kejuaraan yang diselenggarakan oleh Primagama, walaupun harus gugur di babak itu, dan belum mendapatkan medali. Rasa lelah terbayarkan ketika siswa kami bisa diterima di PTN melalui jalur prestasi dan bisa mendapatkan beasiswa dari prestasi yang diraih selama duduk di bangku madrasah. Tentu segala capaian ini karena pertolongan Allah semata yang telah menitipkan sedikit ilmunya pada kami.
Selain terlibat aktif kegiatan didalam madrasah, kami juga banyak berkriprah pada kegiatan organisasi guru diantaranya adalah MGMP Kimia tingkat Kabupaten dan Provinsi, kami ditunjuk menjadi Ketua di tingkat Kabupaten dan Sekretaris di tingkat Provinsi, selain itu menjadi Fasilitator Daerah (FASDA) pada kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) GTK Kementerian Agama hingga saat ini. Pada kegiatan PKB yang diselenggarakan oleh GTK Kemenag di tahun 2021 menjadi narasumber/ fasilitator di Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, kemudian di tahun 2022 kami ditunjuk menjadi fasilitator di Kabupaten Situbondo. Pengalaman tersebut terus memotivasi kami untuk terus berkarya dan mengembangakan keilmuan.
Berangkat dari pengalaman mengikuti berbagai kegiatan tersebut kami mencoba menerapakan dan mengimplementasikan pada pembelajaran di kelas. Kami mencoba berinovasi terutama terkait pembelajaran berbasis digital berupa gamifikasi dan pembelajaran berbasis proyek. Selain itu kami mencoba mengajak siswa untuk membuat penelitian kecil di Laboratorium kimia untuk mengembangkan produk mandiri berupa sabun cuci tangan anti bakteri yang dibuat dari ekstrak daun mimba dan kebetulan tanaman ini berada didepan gerbang madrasah, kami juga pernah mencoba membuat sabun padat dari ekstrak kopi, membuat liptin dari ekstrak buah naga, serta membuat minyak rambut padat (pomade) dari berbagai ekstrak buah. Selain itu kami juga mengajak siswa untuk menuliskan hasil penelitian kecil tersebut di salah satu blog khusus anggota klub kimia yang kami beri nama GARASI (Gerakan Literasi dan Kreasi) Kimia, dengan alamat website www.garasi-kimia.web.id. Dari kegiatan tersebut kami mencoba menanamkan kemandirian kepada siswa menjadi seorang peneliti sekaligus memupuk jiwa entreprenur mereka. Pola pikir untuk mendapatkan hasil nyata dalam waktu instan, inilah yang lebih dominan tampak dalam masyarakat Indonesia saat ini. Oleh sebab itu perlu dibentuk mentalitas leader entreprenur yang lebih tangguh dan survive untuk membentuk generasi unggul dalam yang dapat membawa Indonesia kembali melangkah maju ke tahap berikutnya yaitu Indonesia Emas.
0 komentar:
Posting Komentar