Masa Pandemi Covid-19 merubah wajah pendidikan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi melaju dengan cepat. Salah satunya pada proses pembelajaran di sekolah pada masa pandemi tidak lagi melakukan pembelajaran tatap muka tapi mengunakan moda DARING (dalam jaringan) atau secara online di rumah masing-masing. Tentu saja moda pembelajaran seperti ini membutuhkan perhatian yang lebih besar, tidak hanya peran guru yang terdapat di dalamnya tetapi peran serta orang tua juga sangat diperlukan untuk menjaga anak-anaknya belajar di rumah pada jam tertentu yang telah dijadwalkan oleh sekolah/madrasah. Begitu pula untuk pelaksanaan ujian yang dilakukan secara online.
Hari ini, 17 Juni 2022, pelaksanaan PAT (Penilaian Akhir Tahun) telah selesai dilaksanakan dengan model ujian CBT. Computer Based Test (CBT) atau Tes Berbasis Komputer adalah tes yang dilakukan secara online baik menggunakan komputer/ laptop atau juga menggunakan smartphone. Pelaksanaan ujian dengan media kertas sudah mulai ditinggalkan. Awal mula munculnya CBT dilakukan untuk meminimalisir kebocoran soal pada saat Ujian Nasional, meminimalisir kerusakan dan juga kekurangan soal, selain itu juga dengan sistem CBT juga mengurangi beban/ biaya cetak soal yang cukup tinggi, belum juga LJK (Lembar Jawab Komputer) yang juga harus dicetak, dan masih perlu mesin pemindai/ scanner untuk mengoreksi yang membutuhkan waktu cukup lama.
Melalui model CBT siswa bisa lebih praktis mengerjakan soal karena tidak perlu lagi mengisi LJK, menghapus jawaban yang salah, dan tidak ada lagi kesalahan memilih kode soal. Lebih praktis lagi, guru bisa mengatur waktu ujian/ timer sehingga harapannya bisa lebih fokus dalam mengerjakan ujian. Guru dan siswa bisa langsung mengetahui nilai ujian yang didapat setelah pelaksanan ujian. Namun pada kenyataanya, masih banyak kelemahan pada pelaksanaan ujian sistem CBT, terutama jika menggunakan Smartphone. Beberapa kekurangan pelaksanaan ujian online adalah sebagai berikut :
- Beberapa siswa sebelum ujian kebanyakan tidak lagi membaca buku sebelum memasuki ruang ujian, hal yang banyak dilakukan adalah bermain game atau berswafoto/ selfie atau juga berselancar di sosial media seperti Tiktok, IG, Youtube dll.
- Banyak siswa yang tidak fokus mengerjakan soal, sebagian pada saat ujian juga sambil bermain game atau berkomunikasi secara diam-diam melalui aplikasi chat di smartphone.
- Beberapa siswa dengan mudah menggunakan aplikasi kakulator pada mapel-mapel ujian yang terdapat soal hitungan.
- Fasilitas smartphone yang mendukung untuk melakukan kegiatan mencontek, apalagi didukung dengan lemahnya fasilitas security pada aplikasi ujian yang digunakan sehingga siswa bisa mencari jawaban melalui penelusuran jawaban (browsing) dengan cara membuka TAB baru/ melakukan bilah layar.
- Siswa dapat dengan mudah bertukar jawaban melalui fasilitas chat seperti Whatsapp.
- Terdapat mesin pencari jawaban seperti Brainly, Roboguru yang membahas soal-soal ujian.
- Pengawas Ujian pada umumnya bukanlah proktor/ guru yang mengoperasikan ujian, jadi pengawas tidak mengetahui aktifitas yang dilakukan siswa pada aplikasi ujian.
- Pengawas tidak dapat mengetahui satu persatu siswa yang telah selesai mengerjakan ujian, karena yang mengetahui hanya proktor/ guru mapel yang bersangkutan, sehingga ketika siswa meninggalkan ruang ujian bisa saja belum selesai mengerjakan dan dimungkinkan juga akan terjadi proses transaksi jawaban di luar ruang ujian.
- Pada mesin penelusuran terdapat fasilitas terjemahan, sehingga untuk mapel ujian bahasa asing dapat di translate secara langsung. Lebih canggih lagi pada smartphone terdapat tombol alih bahasa jika ujian CBT menggunakan salah 1 mesin penelusuran (browser) ternama di Dunia.
Semoga untuk pelaksanaan ujian selanjutnya ada upaya evaluasi dan perbaikan sistem ujian, sehingga guru tidak kecewa ketika pontang panting membuat soal tetapi hanya dikerjakan beberapa menit saja tanpa ada keseriusan dalam pelaksanaan ujian, sehingga harapannya bukan hanya sebatas nilai saja yang dicapai akan tetapi keberkahan nilai yang didapat dengan cara-cara yang baik sehingga ilmu yang diperoleh benar-benar akan bermanfaat dan berkah kelak.