Liptin Bahan Dasar Ekstrak Buah Naga

Buah Naga Sebagai Liptint Alami tanpa Efek Samping

Science Day 2023

Album Kenangan Kegiatan Science Day 2023

Kompetisi Sains Madrasah tahun 2021

Tim Olimpide Kimia MAN Bondowoso masuk peringkat 6 Besar tingkat Kabupaten.

Senin, 12 Desember 2022

Sabun Kopi Sejuta Manfaat, Yuk Kita Bikin Sendiri !

 

MAN Bondowoso, Garasi Kimia--- Sabun menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia untuk menjaga kesehatan dan kelembutan kulit. Di era zaman ini banyak macam sabun yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kulit. Salah satu sabun yang sering menjadi pembicaraan ialah sabun kopi. Kopi mejadi salah satu alternatif pilihan sabun karena memiliki segudang manfaat.
Kopi selain menjadi minuman ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar sabun. Kandungan yang terdapat dalam kopi dipercaya dapat meredamkan kulit yang telah terkena sinar matahari dalam jangka yang lama. Eksfoliator juga didapatkan dari bubuk kopi yang dapat membuat kulit lebih cerah dan halus. Kandungan asam klorogenik dan melanoidin yang terkandung dalam kopi bermanfaat untuk mengurangi peradangan kulit. Selain itu, kandungan bioaktif di dalamnya dipercaya dapat menghilangkan selulit.

Resep sabun kopi
Bahan :
·         VCO 25 ml
·         NaOH 30% 12,5 ml
·         Asam stearate 12,5 gr
·         Gliserin 20 ml
·         Etanol 20 ml
·         Gula 12,5 gr
·         Bubuk kopi

Langkah Langkah :
  • Panaskan VCO selama 15 menit
  • Kemudian setelah VCO mendidih tambahkan asam stearate secara bertahap
  • Selajutnya, tambahkan NaOH, aduk hingga 15 menit
  • Tambahkan etanol selama 2 menit
  • Langkah selanjutnya tambahkan gliserin yang berfungsi sebagai pelembut
  • Setelah teraduk rata tambahkan bubuk kopi secukupnya untauk mendapatkan aroama dan scrub dari kopi tersebut
  • Kemudian, tuangkan adonan ke dalam cetakan sabun yang telah tersedia
  • Tunggu hingga mengeras, setelah mengeras sabun siap diguankan untuk berbagai keperluan

Selain itu, sabun dari kopi ini memiliki aroma yang menenangkan saat digunakan. Sabun kopi memiliki butiran scrub yang dapat mengangkat kulit mati. Sejuta manfaat yang kita peroleh dari sabun kopi. Yuk, buat sendiri sabun kopimu di rumah tanpa budget yang tinggi.

Reporter : Ainiyatul Jannah (XI IPA 4)

Jumat, 09 Desember 2022

Liptin Berbahan Dasar Ekstrak Buah Naga Produk dari GARASI KIMIA MAN Bondowoso

 Buah naga sebagai liptint alami tanpa efek samping

MAN Bondowoso, Garasi Kimia----Liptin menjadi sebuah kebutuhan remaja di era saat ini untuk mempercantik wajah. Tanpa disadari, penggunaan liptin yang berkelanjutan dapat menimbulkan efek samping dari bahan kimiawi yang terkandung di dalamya. Tak perlu khawatir,  kini liptin sangat mudah dibuat sendiri di rumah tanpa khawatir efek samping yang berlebihan. Buah naga menjadi salah satu alternatif pilihan dalam pewarna liptin alami. 

Buah naga banyak mengandung sejuta manfaat bagi kesehatan bibir. Pigmentasi buah naga sangat tinggi sehingga cocok untuk digunakan sebagai base pembuatan liptin. Buah naga dipercaya mengandung senyawa antioksidan dan pigmen antosianin yang dapat dimanfaatkan menjadi perwarna alami liptin. Zat yang terdapat dalam buah naga dapat membuat bibir lebih merah dan lebih lembab.

Pembuatan liptin buah nagapun membutuhkan bahan yang mudah didapat , proses yang tidak rumit serta manfaat yang berlimpah.

Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan liptin buah naga :

  1. Ekstrak buah naga
  2. VCO ( Virgin Coconut Oil )
  3. Besswax
  4. Beker glass
  5. Alat pemanasan
  6. Penyaring


Langkah Langkah :

  1. Haluskan buah naga, kemudian saring buah naga menggunakan penyaring kasar untuk memperoleh ekstrak buah naga
  2. Kemudian, ekstra buah naga tersebut dipanaskan hingga mengental
  3. Setelah mengental campurkan VCO dan besswax secara bertahap
  4. Aduk hingga mengental. Setelah mengental letakkan di tempat yang telah disediakan
  5. Ketika sudah mengeras liptin siap digunakan untuk memperindah wajahmu

Sementara itu, Nihna salah satu siswi dari kelas XI  IPA 4 yang melakukan testimoni produk tersebut mengatakan bahwasanya liptin yang digunakan cukup membuat kulit di bibir menjadi lembab dan tanpa ada efek samping dari bahan-bahan kimia yang digunakan. Tidak terasa panas di kulit bibir, dan seperti ada rasa manis. Warna yang dihasilkan dari produk juga lebih  cerah dan alami sehingga menarik untuk digunakan




Reporter : Ainiyatul Jannah (XI IPA 4)

 



 

Tim Olimpiade Kimia MAN Bondowoso Raih Peringkat 6 Besar dalam Ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Kabupaten tahun 2022



 Ajang tahunan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI merupakan sebuah kejuaraan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan siswa madrasah  di bidang sains. Kompetisi ini diselenggarakan mulai jenjang MI, MTs, dan MA atau juga bisa diikuti jenjag SD, SMP, dan SMA. Adapun ajang ini seperti halnya ajang OSN yang diselenggarakan oleh KEMDIKBUD, akan tetapi ada sesuatu yang khas pada ajang KSM, yaitu adanya soal PAI yang terintegrasi pada mapel sains. Pada jenjang MA ada 6 mapel diantaranya yaitu Matematika Terintegrasi, Biologi Terintegrasi, Fisika Terintegrasi, Kimia Terintegrasi, Ekonomi Terintegrasi, dan Geografi Terintegrasi. Adanya integrasi PAI pada mapel sains menuntut siswa belajar lebih mendalam, yaitu mempelajari mapel agama seperti bahasa arab, hadits, fiqih, SKI, dan aqidah. 

Pada tahun ini skuad kimia menduduki peringkat ke- 6 (Juara Harapan 3) dari 28 peserta, diraih oleh siswi atas nama Ainiyatul Jannah dari kelas XI IPA 4. Informasi yang didapat dari peserta bahwa  beberapa soal dapat dikerjakan tanpa harus melihat atau menghitung konten mapel kimia, jadi cukup memahami konteks soal soal Agamanya sudah bisa menjawab soal tersebut. Beberapa soal integrasipun ada yang terlihat teralu dipaksakan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menjawab. Harapan peserta dalam kegiatan ini tidak hanya memperebutkan kejuaraan saja tapi peserta mampu mengukur kemampuan belajar di bidang Olimpiade.

Jumat, 17 Juni 2022

Pelaksanaan Ujian Berbasis Komputer (CBT) / Smartphone Ibarat Dua Sisi Mata Pisau



Masa Pandemi Covid-19 merubah wajah pendidikan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi melaju dengan cepat. Salah satunya pada proses pembelajaran di sekolah pada masa pandemi tidak lagi melakukan pembelajaran tatap muka tapi mengunakan moda DARING (dalam jaringan) atau secara online di rumah masing-masing. Tentu saja moda pembelajaran seperti ini membutuhkan perhatian yang lebih besar, tidak hanya peran guru yang terdapat di dalamnya tetapi peran serta orang tua juga sangat diperlukan untuk menjaga anak-anaknya belajar di rumah pada jam tertentu yang telah dijadwalkan oleh sekolah/madrasah. Begitu pula untuk pelaksanaan ujian yang dilakukan secara online.

Hari ini, 17 Juni 2022, pelaksanaan PAT (Penilaian Akhir Tahun) telah selesai dilaksanakan dengan model ujian CBT. Computer Based Test (CBT) atau Tes Berbasis Komputer adalah tes yang dilakukan secara online baik menggunakan komputer/ laptop atau juga menggunakan smartphone. Pelaksanaan ujian dengan media kertas sudah mulai ditinggalkan. Awal mula munculnya CBT dilakukan untuk meminimalisir kebocoran soal pada saat Ujian Nasional, meminimalisir kerusakan dan juga kekurangan soal, selain itu juga dengan sistem CBT juga mengurangi beban/ biaya cetak soal yang cukup tinggi, belum juga LJK (Lembar Jawab Komputer) yang juga harus dicetak, dan masih perlu mesin pemindai/ scanner untuk mengoreksi yang membutuhkan waktu cukup lama.

Melalui model CBT siswa bisa lebih praktis mengerjakan soal karena tidak perlu lagi mengisi LJK, menghapus jawaban yang salah, dan tidak ada lagi kesalahan memilih kode soal. Lebih praktis lagi, guru bisa mengatur waktu ujian/ timer sehingga harapannya bisa lebih fokus dalam mengerjakan ujian. Guru dan siswa bisa langsung mengetahui nilai ujian yang didapat setelah pelaksanan ujian. Namun pada kenyataanya, masih banyak kelemahan pada pelaksanaan ujian sistem CBT, terutama jika menggunakan Smartphone. Beberapa kekurangan pelaksanaan ujian online adalah sebagai berikut :

  1. Beberapa siswa sebelum ujian kebanyakan tidak lagi membaca buku sebelum memasuki ruang ujian, hal yang banyak dilakukan adalah bermain game atau berswafoto/ selfie atau juga berselancar di sosial media seperti Tiktok, IG, Youtube dll.
  2. Banyak siswa yang tidak fokus mengerjakan soal, sebagian pada saat ujian juga sambil bermain game atau berkomunikasi secara diam-diam melalui aplikasi chat di smartphone.
  3. Beberapa siswa dengan mudah menggunakan aplikasi kakulator pada mapel-mapel ujian yang terdapat soal hitungan.
  4. Fasilitas smartphone yang mendukung untuk melakukan kegiatan mencontek, apalagi didukung dengan lemahnya fasilitas security pada aplikasi ujian yang digunakan sehingga siswa bisa mencari jawaban melalui penelusuran jawaban (browsing) dengan cara membuka TAB baru/ melakukan bilah layar.
  5. Siswa dapat dengan mudah bertukar jawaban melalui fasilitas chat seperti Whatsapp.
  6. Terdapat mesin pencari jawaban seperti Brainly, Roboguru yang membahas soal-soal ujian.
  7. Pengawas Ujian pada umumnya bukanlah proktor/ guru yang mengoperasikan ujian, jadi pengawas tidak mengetahui aktifitas yang dilakukan siswa pada aplikasi ujian.
  8. Pengawas tidak dapat mengetahui satu persatu siswa yang telah selesai mengerjakan ujian, karena yang mengetahui hanya proktor/ guru mapel yang bersangkutan, sehingga ketika siswa meninggalkan ruang ujian bisa saja belum selesai mengerjakan dan dimungkinkan juga akan terjadi proses transaksi jawaban di luar ruang ujian.
  9. Pada mesin penelusuran terdapat fasilitas terjemahan, sehingga untuk mapel ujian bahasa asing dapat di translate secara langsung. Lebih canggih lagi pada smartphone terdapat tombol alih bahasa jika ujian CBT menggunakan salah 1 mesin penelusuran (browser) ternama di Dunia. 
Pelaksanaan ujian dengan moda CBT memang membutuhkan tingkat kejujuran yang lebih tinggi dari siswa, sehingga diharapkan para guru lebih menekankan lagi kepada siswa terkait dengan kejujuran, dan arti nilai yang sebenarnya dalam sebuah ujian. Mengutip salah satu nasihat dari ulama ternama yang beberapa pekan yang lalu meninggalkan kita semua, yaitu KH. Dimyati Rois (Almaghfurlah) berpesan: 

"Jika anda menjadi guru hanya sekadar transfer pengetahuan, akan ada masanya ketika anda tak lagi dibutuhkan. Karena, Google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal daripada anda. Namun, jika anda menjadi guru juga mentransfer adab, ketakwaan dan keikhlasan, maka anda akan selalu dibutuhkan karena Google tak punya itu semua"

Semoga untuk pelaksanaan ujian selanjutnya ada upaya evaluasi dan perbaikan sistem ujian, sehingga guru tidak kecewa ketika pontang panting membuat soal tetapi hanya dikerjakan beberapa menit saja tanpa ada keseriusan dalam pelaksanaan ujian, sehingga harapannya bukan hanya sebatas nilai saja yang dicapai akan tetapi keberkahan nilai yang didapat dengan cara-cara yang baik sehingga ilmu yang diperoleh benar-benar akan bermanfaat dan berkah kelak.






Rabu, 15 Juni 2022

Dua Anggota Chemistry Club Raih Peringkat Paralel Jurusan IPA MAN Bondowoso

Foto dari kiri ke kanan : Nuril bersama orang tua, Elvina bersama orang tua, dan bapak Kepala MAN Bondowoso, H. Saini S.Ag., M.Pd.I. (GK.16/6/22)